Kupang(Sportalavista) – Kantor Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur mengingatkan masyarakat agar mewaspadai kemungkinan gagal panen di puncak musim kemarau yang dapat menimbulkan dampak di wilayah kepulauan tersebut.
Selain itu, kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dan Harga Acuan (HAP) gula pasir juga harus diperhatikan sebagai faktor pemicu terjadinya dampak tersebut, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kabupaten NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Senin.
Minyak goreng dan gula juga ada dampak perhatian khusus
Hal tersebut dilakukan terkait dengan perkembangan dampak yang terjadi di wilayah kepulauan tersebut pada Juli 2024.
Ia menjelaskan, pada Juli 2024, dampak NTT sebesar 0,85 persen. Posisi tersebut terjaga dalam kisaran target 2,5 plus minus satu persen.
Penyebab terjadinya Inflasi di NTT
Inflasi yang terjadi di NTT tersebut disebabkan oleh turunnya harga sejumlah komoditas hortikultura seperti bawang merah, tomat, kangkung, cabai merah, dan bawang putih.
Hal ini dikarenakan kondisi curah hujan yang kembali normal tanpa adanya El Nino. Sehingga hal ini menjadi faktor positif bagi komoditas tanaman hortikultura di wilayah NTT pada bulan Juli.
Pengaruh di sektor lainya
Di sisi lain, komoditas ikan kembung, angkutan udara, dan beras turut menyumbang inflasi NTT. Namun, juga dapat diterima bahwa komoditas tersebut selama ini menjadi penyebab inflasi di NTT, jika disebutkan.
Kenaikan harga ikan kembung tersebut disebabkan oleh turunnya hasil tangkapan nelayan di tengah gangguan curah hujan pada awal Juli 2024, katanya.
Di sisi lain, tarif angkutan udara mengalami kenaikan akibat permintaan pada masa liburan tengah tahun dan kenaikan harga energi listrik di wilayah NTT.
Hal tersebut terjadi meskipun beras kembali tercatat sebagai salah satu komoditas yang mengalami inflasi setelah sempat mengalami penurunan inflasi selama tiga bulan.
Agus menambahkan, melihat kondisi yang sama, Tim Pengendalian Dampak Daerah (TPID) NTT berkomitmen untuk meningkatkan kekompakan dan gotong royong guna menjaga stabilitas harga dan mendorong ketahanan pangan melalui berbagai strategi.
BI bersama TPID, baik provinsi, kabupaten, maupun kota besar, menyatakan saat ini tengah merumuskan langkah strategis berupa program pengendalian dampak di wilayah NTT guna menjaga tingkat dampak sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.